Kata “Melaspas” sendiri berasal dari bahasa Bali yang terdiri dari
dua rangkaian kata yakni “Mlas” dan “Pas”. Apa artinya? Kata “Mlas”
mengandung makna “pemisah” dan kata “Pas” berarti cocok. Dan maknanya
secara komprehensif dari Melaspas ialah dalam pembuatan sebuah bangunan
biasanya terdiri dari dua unsur yang berbeda yakni unsur kayu dan batu,
dimana kalau disatukan akan terbentuk bangunan yang cocok dan sangat
layak untuk ditempati atau ditinggali. Dan Upacara Melaspas untuk tempat
suci atau istananya Dewa Bhatara biasanya akan dilanjutkan dengan
Ngenteg Linggih.
Kegiatan upacara ini memiliki kandungan makna yang mendalam bagi
segenap umat Hindu sehingga menjalankannya sudah selaiknya hal yang
wajib. Upacara Melaspas merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari
nenek moyangnya yang berhasil dipertahankan hingga kini. Upacara sarat
makna ini dilakukan oleh orang-orang yang baru saja memiliki bangunan
baru supaya ketika nanti didiami orang tersebut merasakan kenyamanan,
kedamaian, dan juga ketentraman serta terhindarkan dari segala hal-hal
yang tidak diharapkan semisal sakit, pemborosan keuangan, pertengkaran
dan lainnya. Makanya banyak warga lokal Bali yang senantiasa
“memaksakan” diri untuk melakukan Upacara Melaspas ini.
Dalam Upacara Melaspas ini disebutkan bahwa ada tiga tingkatan yang
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang yang melakukannya. Tiga
tingkatan dalam Upacara Melaspas ini ialah:
1. Kanista dimana Upacara Melaspas yang dilakukan tergolong kecil atau
alakadarnya saja karena yang paling penting ialah tujuan substantifnya.
2. Madya atau penggolongan Upacara Melaspas dalam kategori menengah
3. Dan Utama dimana Upacara Melaspas yang dilakukannya tergolong besar dan megah
Pelaksanaan Upacara
Laiknya pelaksanaan upacara-upacara lainnya, dalam Upacara Melaspas juga
ada tata-cara pelaksanaannya yang cukup rigid. Yakni sebagai berikut:
Ngayaban Caru atau dalam bahasa awamnya yakni mengantarkan sesajen dengan mantra:
– Mengundang sang Bhutakala
– Memberikan labaan
– Dan mengusir atau mengembalikan berbagai roh-roh yang tadinya tinggal
atau mendiami bangunan tersebut ke tempat asalnya. Dan kemudian
menghadirkan Dewa Ghana yang diyakini sebagai Dewa Rintangan artinya
untuk menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.
Ngayaban Pamlaspas yang biasanya didahului dengan:
– Memberikan ucapan orti yang ditujukan pada mudra bangunan
– Memasangkan ulap-ulap pada bangunan yang mana disesuaikan dengan jenis bangunan
– Kalau bangunan merupakan tempat yang suci maka didasar bangunannya
digali lubang untuk ditempatkan pedagingan dan dibagian puncaknya diisi
dengan padma dari emas.
– Pangurip-urip yakni arang bunga yang diulaskan pada tiap-tiap bangunan
yang melambangkan Tri Murti: Brahmana, Wisnu, Iswara. Banyak warga
Hindu yang percaya bahwa bangunan yang telah didirikan tersebut memiliki
roh hidup
– Ngayaban pas pamlaspas dan juga Ngayaban banten ayaban yang diawali
dengan memberikan sesajen kepada Sanggah Surya atau sebatang bambu yang
menjulang tinggi
– Ngayaban caru prabot
Ngenteg Linggih
Hal ini dilakukan kalau Upacara Melaspas ini untuk tempat suci, lalu
upacaranya pada tingkat madya dan nistaning utama bisa dilaksanakan
sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar