Kamis, 30 April 2015

peradaban yang berlari

Bumi terbelah menjadi dua, Timur dan Barat. Entah mengapa ada paradigma seperti itu. Namun dari kacamata peradaban, belahan Timur adalah tempat dimana manusia sangat lekat dengan spiritualitas, sedangkan Barat identik dengan materialitas. Spiritualitas identik dengan penggunaan hati, dan materialitas identik dengan logika pikiran.

Itu dahulu.

Sekarang sudah berubah dengan sangat drastis.

Karena Bumi bulat, belahan Barat dan Timur tentu berinteraksi. Keduanya saling mempengaruhi. Barat mengandalkan keterbukaan pikiran dan logika, sehingga kemajuan yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan cenderung materialistis, dalam upaya pencarian nilai-nilai tertinggi peradaban. Kemajuan-kemajuan materialistis Barat berpengaruh kuat terhadap mereka yang hidup di belahan Timur. Sedikit demi sedikit peradaban Timur terkena pengaruh peradaban materialistis Barat. Seperti dua kubu yang sedang balapan, di dunia materialisme Barat berada di depan. Sementara Timur berlari mengejar Barat yang tampak maju secara fisik. Industri di Timur tumbuh, mulai dari Jepang, China, Korea dan India. Indonesia akhirnya berusaha mengubah masyarakatnya, dari masyarakat Maritim dan Pertanian ke masyarakat Industri.

Bagaikan mengejar fatamorgana, Barat perlahan merasakan bahwa yang selama ini mereka cari melalui materialisme ternyata tidak juga ketemu. Ada banyak persaingan dan banyak stres disana. Sebagian dari mereka pergi ke Timur untuk mencari tau barangkali masih ada sisa-sisa peradaban Timur yang berbasis Hati. Dan mereka menemukannya, lalu menggunakannya untuk menyeimbangkan peradaban yang sudah nyaris gila.
Di Timur keadaan kolektifnya makin kencang dalam berlari mengejar Barat. Kekacauan psikologis masyarakat Timur kian terasa, sebab mereka sudah cukup jauh meninggalkan basis peradabannya, yakni hati. Kekacauan psikologis yang dapat dilihat pada tampak-fisik spt perang dan kekacauan sosial itu bisa jadi disebabkan karena mereka kehilangan identitas dan tidak terlalu siap untuk membuka pikiran dan menggunakannya. Mengapa bisa begitu? Kuat dugaan bahwa kebiasaan menggunakan hati yang harus dipakai untuk melakukan adaptasi terhadap materialisme telah menyebabkan timbulnya sebuah peradaban yang wagu: maju tidak, mundur ke keadaan seperti dahulu juga tidak.

Barat tampak berjalan makin kokoh karena telah menemukan penyeimbang. Mereka, seperti dalam permainan go back through door (gobeg sodor) sudah mencapai tembok kejenuhan dan telah melewati titik balik berbekal sepasang sayap yang menyeimbangkan tubuhnya. Sementara di banyak bagian belahan Timur secara kultural berada dalam posisi serba tanggung. Kecuali secara kolektif mereka sadar untuk segera balik ke paradigma lama yang sesungguhnya sudah sangat manusiawi itu, belahan Timur bisa jadi hanya tinggal kenangan. Sebab belahan Bumi Barat sudah mengalami kiamat ketika mereka mentok tak menemukan yang mereka cari, dan mereka malah menemukannya di sisa-sisa peradaban Timur!

Percakapan kawitan

Om Swastiastu..
Rahajeng semeng para Nabe,guru,jro2 wikan sane siosan, mohon bantuannya indik permasalahn umum yg ingin tyang mohon solusi...
Tyang meduwe temen yg kebetulan dari Ds Munduk asah gobleg singaraja..temen tyang niki mengalami permasalahn keluarga indik kawitan..yg mana dalam 1 keluarga besar terdapat 2 mrajan karena ada 2 pihak bersengketa...merajan baru lebih condong (maaf tyang sebut klan) pasek..dan merajan tua ada yg abu2 ada yg ke arya.
Didalam keluarga tersebut sama sekali tidak ada peninggalan prasasti atau pun lontar sebagai acuan..tetamian leluhur hanya tinggal keris manten asiki...sistem pengabenan hanya menggunakan pepaga tanpa ada tumpang salu ato bade...kajang yg dipakai kajang sari...nah mangkin temen tyang nike ingin mengali ngerereh sane patut berdasarkan sastra dan data pelinggih serta peninggalan leluhurnya nike..nah klo bisa dikombain dengan perjalanan Niskala..tyang mohon bantuannya para Nabe,guru,master berkenan memberikan pertimbangan menawi saran...

  ring Pasaemetonan PULASARI,..... dumun akeh nepasin Pulasari. nika Pasek,....ternyata Pulasari nika "Dalem-Tarukan".............kenten taler wenten nepasin "Pasek-Gubleg" kebaos Pasek,...ternyata nika" Dalem Tamblingan."....... kenten taler wenten nepasin Bandesa nika Pasek,.....ternyata Bandesa nika ya Bandesa,...Pasek ya Pasek, ( kasurat ring Bhisama).............kenten-kocap.

 sapunapi yening ternyata bukan pasek, arya, beshmana utawi dalem? Sapunapi jika ternyata putih mayong, bagaimana klo terbyata kula dalem tamblingan,?


 Naaaa niki sampun "Sulit" untuk ditentukan ......niki masalah "Ageman" ybs......orang lain tidak bisa menentukannya, apa Ia Pasek, Bandesa, Pande, Arya, Satriya, atau Putih Mayong....... . hanya mereka yang bisa menentukan Ageman-nya..........Caranya?. niki bersifat "Niskala"....tunasang dumun ring Merajan, manda nemu Kepanggih sane karuruh...........Pengalaman tiyang menangani Warga tiyang PBMM, .....hanya tiyang berikan Petunjuk " Bagaimana dan Kemana Sepatutnya"...sebagai Warga PBMM.... Manut Sucita : SIRA titiang, Jagi Pacang Kija, Napi anggen Margi, . Sira titiang niki, jawabnya ada pada ybs......Pacang kija?...niki manut tetujonne, bakti ring Kawitan......Napi anggen Pemargi,... nika wenten ring " BHISAMA"............






Rabu, 29 April 2015

welas asih

Membangunkan sifat welas asih dlm diri.
Sesungguhnya Hidup kita, seluruh exsistensi kita sbg mahluk, dipenuhi oleh welas asih dan kebaikan orang lain dan mahluk lain, shg dlm hidup kita tdk punya pilihan lain, selain hidup penuh welas asih kpd semua mahluk dlm setiap kesempatan yg ada.
Sifat welas asih dan penuh kebaikan sebenarnya adalah : salah satu sifat alamiah kita sendiri, dlm artian sdh ada didlm kita sendiri, karena hakekat sejati diri kita adalah : Atman yg Maha suci. Hanya saja karena faktor Ahamkara dan Sad ripu, kita sering melupakannya...rahayu...




 “Kehidupan ini adalah tantangan, hadapilah! Kehidupan ini adalah bagaikan mimpi, wujudkanlah! Kehidupan ini adalah permainan, jalanilah! Kehidupan ini adalah cinta-kasih, nikmatilah!”“Manusia akan menyadari misi (kelahirannya) di dunia ini jikalau ia sudah berhasil mengenal dirinya sebagai Divine dan menghormati orang lain juga sebagai Divine.”“Hadapilah kegagalan maupun kemenangan dengan sikap yang tenang...














mengekang nafsu

Meskipun seseorang selalu menang dalam pertempuran, selalu mengalahkan musuh-musuhnya, jika ia tetap terkungkung dalam watak pemarahnya dan sering mengumbar amarahnya pada orang lain, mereka akan selalu kedatangan musuh-musuh baru; sedangkan bagi yang mampu mengekang nafsu amarahnya, tidak akan pernah ada musuh dalam hidupnya....







Sesungguhnya orang yang sengsara adalah mereka yang tidak suka melihat harta kekayaan orang, tidak suka melihat kerupawanan orang, tidak suka melihat status sosial orang, tidak suka melihat kesenangan orang, dan tidak suka melihat keberuntungan orang; bagi mereka yang senatiasa diliputi kedengkian dan irihati, hidupnya akan selalu dilekati oleh duka nestapa












intelektual Hindu




Apakah para intelektual, pemimpin, pelaku spiritual (Hindu), pemangku adat sdh mempersiapkan Bali menang dlm menghadapi perdagangan bebas asean (AFTA#2015) dan perdagangan bebas dunia (World Economic Global#2020), gimana bentuk kongkretnya terkait ritual??

berani berharap lebih baik??


Jiwa pulang




Belahan jiwa? Perasaan yg kurang di dlm membuat banyak manusia mencari pelengkapnya di luar. Itu sebabnya remaja mencari pacar, orang dewasa mencari harta/tahta, dst. Tapi ia yg mencari jauh dan menggali dalam tahu, setiap pelengkap yg datang dr luar mirip makanan. Memberikan kepuasan sebentar, tapi nanti kepingin lagi. Begitu jiwa pulang, di sana ia mengerti pesan ini: "sejak awal yg tdk berawal, jiwa tdk pernah terbelah, jiwa sempurna apa adanya"







Manawa Dharmasastra VI.45
"Kematian setiap orang sudah ditentukan sejak ia lahir didunia..Dia tidak boleh minta umurnya diperpanjang,karena hidupnya senang di dunia. Sebaliknya tidak boleh minta agar cepat mati,karena hidupnya susah,sedih atau menderita sakit parah"








Gelang benang Tridatu.






Gelang benang Tridatu.
Yang merupakan terdiri dari 3 warna Merah,Hitam dan Putih. Yang perlu diketahui bahwa gelang benang Tridatu tidak bisa dikatakan sebuah jimat, melainkan merupakan sebuah simbol dari Dewa Trimurti (Merah simbol Dewa Brahma, Hitam simbol Dewa Wisnu dan Putih adalah simbol Dewa Siwa).
Berarti kita harus selalu menciptakan kebaikan darma, kemudian memelihara(wisnu) mengandung maksud kita akan selalu diingatkan untuk selalu memelihara kebajikan/darma dan terklahir pralina(siwa) kita harus mau menghilangkan rasa ketidak baikan /adarma. itulah salah satu kegunaan pemakain gelang benang TRIDATU.

Sejarah Gelang Benang Tridatu

Sejarah tentang gelang benang Tridatu berawal pada abad 14-15 ketika Dalem Watu Renggong menjadi raja di Bali, akhirnya Patih Jelantik diutus untuk menundukkan Dalem Bungkut(putra raja Bedaulu). Dan ketika Patih Jelantik berhasil menaklukkan Dalem Bungkut, terciptalah sebuah kesepakatan bahwa kekuasaan Nusa diserahkan kepada Dalem Watu Renggong(Bali) begitu pula rencang dan ancangan Beliau (Ratu Gede Macaling) dengan satu perjanjian akan selalu melindungi umat Hindu / masyarakat Bali yang bakti dan taat kepada Tuhan dan leluhur, sedangkan mereka yang lalai akan dihukum oleh para rencang Ratu Rede Macaling.
Bila Beliau akan melakukan tugasnya maka Kulkul Pajenanengan yang kini disimpan dan disungsung di puri agung klungkung akan berbunyi sebagai pertanda akan ada malapetaka atau wabah. Maka gelang benang Tridatu digunakan sebagai simbol untuk membedakan masyarakat yang taat atau bakti dengan masyarakat yang lalai atau tidak taat.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan dari jaman ke jaman maka hingga saat ini gelang benang Tridatu digunakan sebagai identitas dari umat Hindu khususnya di Bali.
(sumber:paduarasana & dehangbalinuse)

doa sehari sehari dalam Hindu.

 

 

 

 

Doa sehari sehari dalam Hindu.

yoga asanas sebelum berdoa

1.Pada waktu bangun pagi
Om, Utedanim bhagavantah syamota prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam devanam sumantausyama.(Atharva Veda III.16.4)
Artinya : “Ya Tuhan Yang Maha Pemurah! Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan seterusnya. Semoga para Dewa berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada kami“.
2. Pada waktu makan
a.  Doa Menjelang makan
Om Ang kang kasol kaya isana ya namah, svasti-svasti sarva deva bhuta sukha, pradhana purusa sang yoga ya namah.
Artinya : Ya Hyang Widhi, yang bergelar Isana, hamba persembahkan seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua makhluk berbahagia.
b. Doa Mulai Makan
Om Anugraha Amertadi sanjivani ya namah svaha.
Artinya : Ya Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi penghidupan hamba lahir bathin yang suci.
c. Doa Selesai Makan
Om Dhirgayur astu, avighnam astu subham astu Om Sriyam bhavantu, purnam bhavantu, ksama sampurna ya namah svaha.
Artinya : Ya Hyang Widhi, semoga makanan yang telah masuk ke dalam badan hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur dan tak kena halngan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna.
3. Sebelum memulai pekerjaan atau kegiatan
Om Avighnam astu namasiddham.
Artinya : Ya Tuhan semoga tiada halangan dan berhasil.
4. Mohon perlindungan
Om Apasyam gopam anipadyamanam a ca para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana.
Artinya : Ya Tuhan! hamba memandang Engkau Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan mundur di atas bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul dan mengembara terus bersama bumi ini.
5. Doa Memulai Sesuatu Kegiatan
Om Avighnam astu namo sidham Om Sidhirastu tad astu astu svaha.
Artinya : Ya Hyang Widhi, semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini dan semoga sukses.
6. Doa Memohon Kesehatan
Om Vata a vatu bhesajam sambhu majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat.
(Rg Veda X.1986.1)
Artinya : Ya hyang Widhi, semoga Wayu menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada kami.
7.Doa Memulai Belajar
Om Agne naya supatha raye asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam eno bhuyistam te namauktim vidhema.
(Rg Veda I.189.1)
Artinya : Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai kesejahteraan; Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang menyengsarakan kami. kami memuja Engkau
8. Doa Sebelum Tidur
Om Yajjagrato duram udaiti daivam tad u suptasya tatha iva iti, durangamam jyotisam jyotir ekam tanme manah siva samkalpam astu.
(Yajur Veda XXXIV.1)
Artinya : Ya hyang Widhi, Engkau nampak jauh dari orang yang tidur, nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah kepada Engkau, yang baik itu.
Semoga bisa bermanfaat untuk semeton, khususnya umat Hindu. Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan kekurangan dari doa sehari-hari yang belum di jelaskan pada artikel ini. Jika ada kekurangan bisa di share untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan.
(sumber:babadbali.com)

Sarasamuscaya,





Mereka yang senantiasa melaksanakan kebajikan dan kebenaran, secara ajaib akan dilindingi dari berbagai macam bahaya. Walaupun ia berada dihutan, dijurang, disemak-semak, bahkan dalam kancah peperangan, dimanapun juga tempat-tempat yang mendatangkan bahaya bagi kebanyakan orang, bagi mereka yang tekun degan kebajikan dan kebenaran tidak akan ada tempat berbahaya dan dapat mencelakainya.
Sarasamuscaya,22
Karena kematian tidak bisa di prediksi kedatangannya, pun tidak ada yang memberi tahu kapan datangnya. Selagi masih hidup, lakukanlah dengan segera kebajikan dan kebenaran itu.
Sarasamuacaya,31

Keluarga, sahabat, dan teman hanya bisa mengatar sampai dikuburan saja ketika kematian itu datang. Adapun yang tetap turut mengantarkan roh hingga ke alam akherat adalah perbuatan baik dan buruk semasa hidupnya; lakukanlah segera perbuatan baik itu, yang akan menjadi teman pengantar ke alam surga.
Sarasamuacaya,32




Hutang kepada orang tua tak terbalaskan,
Walau si anak berusaha membalasnya
Setiap hari dalam seratus tahun.
Begitu banyak penderitaan,pengorbanan dan usaha usaha yang dilakukan ibu n ayah untuk membesarkan anak"nya
Sarasamuscaya 190









lontar wraspati kalpa,









dipersembahkan kepada umat buku tenung pawacakan weton yang diramu dari lontar wraspati kalpa, lontar gong wsi, lontar tattwa kahuripan dan angastyaprana. jumlah halaman 431,
Batal Suka · Kome


















tampak siring

Foto Edriez Esya.
Foto Edriez Esya. 

Foto Edriez Esya.
Foto Edriez Esya.
Foto Edriez Esya.
 

Situasi tirta empul stiap banyupinaruh
Suka ·

Minggu, 26 April 2015

Pura Luhur Poten Gunung Bromo

Pura Luhur Poten Gunung Bromo
Di Desa Ngadisari Kec.Sukapura Kab. Probolinggo
JATIM.


Upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten dan Kawah Gunung Bromo jatuh pada tanggal 31 Juli - 01 Agustus 2015.
Upacara inti dimulai pukul 00.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB













orang bijak



Bagaikan batu karang yang tidak tergoyahkan oleh badai, demikian pula orang bijaksana tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan.
~ Dhammapada 81


'seberapa dasyat/besarnya celaan orang kita hrs setangguh batu karang' menurut sy celaan orang seperti inilah yg merupakan ujian bwt kita, seberapa kuat kita menjadi batu karang.


Beli mie goreng ada udangnya. Kalo lg diet kolestrol udangnya singkirin, makan mienya. Kalo ada temen/sodara punya sifat jelek, yg disingkirin sifat jeleknya bukan orangnya. Begitu ajaran tadi













MAHARAJA,

Foto Kartika Santi.

Sabtu, 25 April 2015

wantilan pura.

wantilan pura.


Foto Wayan Junaedy.



 Setelah malam Siwaratri, pagi diguyur hujan. Di mana-mana. Di langit utara, timur, selatan dan juga pelosok barat, nampak hujan turun. Barangkali, Dewa Siwa sedang menugaskan Dewa Indra untuk menghanyutkan sampah dosa-dosa yang kita renungi tadi malam...hehehe.
Selamat beraktivitas kembali. Siang ini matahari sudah nampak.






Pura Luhur Ulun Danu,




Bu Gian sedang bikin gebogan tanpa buah impor. Cintailah produk hortikultura negeri sendiri.



Danau Beratan pagi ini.


Persiapan awal upacara Melasti di Pura Ulun Danu Beratan.


Pura Ulun Danu, Danau Beratan. Setahun yang lalu.





Areal luar Pura Luhur Ulun Danu, Danau Beratan.

Nyepi

Umat Hindu tumpah-ruah di jalan-jalan. Ada yang menuju danau, ada yang ke tegalan-tegalan mencari mata air, dan ada juga yang berjalan kaki semalaman suntuk untuk mencapai pantai. Melasti. Semua orang ikut dalam prosesi perjalanan suci ini. Membawa pratima untuk disucikan secara simbolisasi. Lebih dalam lagi, jika dihayati maknanya, upacara itu adalah proses pembersihan diri sebelum melakukan brata penyepian saat Hari Raya Nyepi.











Menunggu waktu yang tepat diarak keliling banjar, senja kala.



 Celuluk ngak ketinggalan ikutan selfie




Bali tanpa polusi
walau satu hari

Foto Wayan Junaedy. 
Sepi, sunyi, hening. Yang terdengar hanya kicau burung, nyaringnya kokok ayam, serta tik-tok jam dinding yang menjadi lebih jelas di ruangan ini. Satu hari ini pulau Bali terbebas dari segala macam polusi.




 Fb-an sedikit tidak apa-apa. Bahkan kita bisa baca cerita-cerita purana Hindu dari google. Tidak harus baca lontar...hehehe. Menggunakan internet untuk kebutuhan positif. Pleksibel. Menggunakan medsos juga untuk menjalin komunikasi antar pemeluk agama berbeda. Menjaga kerukunan.












virus bandel



Gara-gara virus bandel yang beredar di facebook, seorang sulinggih juga ikut kena dan secara otomatis mengedarkan video porno itu. Dasar hacker, kurang kerjaan. Kalau memang pintar, kenapa tidak ikut mendaftar jadi tim cyber crime yang akan dibentuk pemerintah. Daripada bikin 'virus flu' yang membuat banyak orang jadi susah dan malu, mendingan ikut jadi tim pelindung negara ini dari serangan digital.

Ganesha








Dalam sebuah purana, diceritakan Ganesha menulis Mahabharata dari isi pikiran Bagawan Wyasa.

Foto Wayan Junaedy.
Om Gam Ganapatayae Namaha


Di cerita Purana, oleh ayahnya Dewa Siwa, Ganesha ditugaskan menulis kitab Mahabarata dari inspirasi yang ada di kepala Begawan Wyasa. Wyasa bercerita secara lisan sambil bermeditasi, Ganesha menulis. Isi pikiran Wyasa tidak berhenti-berhenti, terus mengalir sampai alat yang dipakai menulis habis, sehingga Ganesha mematahkan gadingnya untuk menulis Mahabarata. Rasanya begitu kalau ndak salah..






Pura Luhur Rambut Sedana






Pura Luhur Rambut Sedana.
Mebakti ring pelinggih pertama.







Pelinggih Taksu ring Pura Luhur Rambut Sedana.

merangkai


Jumat, 24 April 2015

Hidup dan mati



Percaya nggak percaya ini fakta ....
Hidup dan mati seseorang hanya bisa di tentukan oleh tuhan yg maha kuasa, tapi sekarang hidup dan mati seseorang bisa di tentukan oleh manusia.
Nggak percaya ?
Buktikan sendiri di dusun brahmana ...
Menjelang bulan purnama ini di salah satu keluarga tsb akan mengadakan upacara yadnya (ngodalin gede), oleh karena persiapannya sudah matang(dari sebulan sebelumnya) maka segala hal yg akan bisa membatalkan upacara tsb sedini mungkin di minimalisir....
Nah duaminggu sebelum hari H ada tanda2 salah satu keluarganya mau meninggal, dgn sigap keluarga tersebut mengupayakan supaya orang bersangkutan meninggalnya setelah upacara selesai....
Dgn cara apa ? Saya juga penasaran apalagi anda yg belum tahu...hehheeh.....





Sungguh kasihan saat mendengar kucing itu meregang nyawa di plafon rumah, tengah malam. Membayangkan perutnya sakit disiksa racun. Paginya kami langsung mengubur dengan bekal canang sari, semoga dia lahir kembali jadi mahluk lebih sempurna. Dia menyusul saudara kembarnya yang lebih dulu tewas diracun, tepat mati di halaman rumah kami. Yang meracuni binatang malang itu adalah manusia sinting kurang kerjaan! Kucing itu, walaupun seekor pembunuh, tapi dia membunuh karena rantai makanan. Entah berapa tikus yang telah mereka bantai.

Rabu, 22 April 2015

MAHARAJA HARISCHANDRA (11):

MAHARAJA HARISCHANDRA (11):
Tetapi, Maharaja Harischandra masih tetap berkeinginan untuk mempersembahkan sekadar minuman dan buah kepada Maharesi. Dengan hati yang tetap bersih suci, tanpa ganjalan sedikit pun, raja Harischandra berkata dengan tenang, “Duhai maharesi yang hamba hormati…, maafkanlah hamba anda yang bodoh ini. Tanpa sengaja hamba telah berbuat kesalahan kepada anda. Jikalau Anda berkenan menerima minuman dan buah….”
“Tidak…!!” Kata Maharesi dengan nada tinggi.
“Harischandra..., kau jangan mengigau lagi. Kerajaan telah kau berikan seluruhnya kepadaku. Kau tidak berhak menganggap dirimu sebagai pemberi makanan kepadaku. Sekarang, pergilah kamu dari kerajaan ini…”
Mendengar bentakan Maharesi seperti itu, Raja Harischandra menundukkan kepala menyembah, dan bersiap-siap meninggalkan istana bersama anak dan permaisuri. Begitu Harischandra melangkahkan kaki hendak keluar dari kerajaan, Maharesi Vishwamitra kemballi memanggilnya. Para penduduk hatinya merasa lega. Semua mencakupkan tangan sambil berkomat-kamit memuji Tuhan,“Narayana….Narayana….., syukurlah…, Maharesi hanya bercanda …” (11)

Raja brawijaya


Raja brawijaya ( jawa ) bersumpah bersumpah sedang raja dalem sawang ( nusa ) mengutuk akan kembali lagi setelah 500 tahun untuk mengembalikan lagi ajaran budi jika di jawa sabda palon penasehat sedang di nusa dukuh jumpungan yang akan membabarkan ajaran budi jika di jawa ajaran di kenal dengan nama siwa budha tapi di nusa di kenal dengan nama gama tirta jika brawijaya berjanji bertemu kembali setelah 500 tahun di alas purwa tapi di nusa di puncak mundhi.
KEMBALALINYA JAMAN BATU

MAHARAJA HARISCHANDRA (13):

Dharmayasa 
MAHARAJA HARISCHANDRA (13):
Seorang raja yang bukan hanya Raja melainkan Maharajadhiraja, seorang Raja yang bukan hanya luas dalam daerah kekuasaan tetapi juga luas dan mendalam di dalam pandangan sertaberbagai jenis pengetahuan. Seorang raja yang berprinsip suci. Ajeg, teguh dan tidak tergoyahkan sama sekali dari keajegannya berpegang teguh pada jalan Dharma. Walaupun dari seluruh arah terdengar raungan tangis para penduduk yang mencintainya, walaupun di sekitarnya nampak para Senapati yang kuat-kuat pun ternyata tidak kuat menahan tangisnya…, bahkan banyak yang tidak sadarkan diri..., tetapi..., Maharaja Harischandra tidak meneteskan air mata setetes pun. Maharaja Harischandra melangkahkan kakinya perlahan... selangkah demi selangkah ke depan.... dengan mantap... melangkah maju meninggalkan hujan air mata dan tangisan di belakangnya... Demikian pula halnya dengan permaisuri dan putra mahkota yang masih belia, Rahula. Permaisuri raja tampak tersenyum anggun sambil mencakupkan tangan menghormat kepada para dayang dan penduduk lain yang akan ditinggalkannya.
Tidak ada kelihatan di wajahnya sebuah kehilangan, kesedihan, atau pun kemarahan. Sangat damai, sangat tenang. Pandangan matanya yang sangat lembut penuh kasih diarahkan kepada semua dayang-dayangnya...satu persatu... ke arah matanya, namun menyentuh hati setiap dayang-dayang. Mereka semua tidak mampun berkata sepatah kata pun, hanya hati mereka menumpahkan hujan rintihan.... “Jangan pergi Permaisuri.... jangan pergi....” Sedangkan Rahula…, Putra Mahkota kecil Rahula..., masih sempat melirik taman istana tempat bermainnya. Sejenak ia menghentikan langkah kakinya, melepaskan pegangan tangan ibunya…, ia berjalan pelan, dengan langkah-langkah kaki yang tampak tidak lincah lagi…, ia mendatangi pengasuhnya. Rahula memandangi mata pengasuhnya yang penuh dengan air mata dan tampak berusaha keras menahan tangis…. Akhirnya…, pengasuh itu tidak tahan lagi menahan tangisnya… Ia menangis keras ketika tangan lembut putra mahkota menyentuh dan memeluknya. Permaisuri segera mendatangi putra mahkota Rahula, membujuk dan dengan perlahan melepaskan pelukannya dari badan pengasuhnya. (13)

MAHARAJA HARISCHANDRA

MAHARAJA HARISCHANDRA (12):
Belum selesai mereka berdoa, bersyukur sambil mengagung-agungkan Nama Suci Tuhan..., tiba-tiba semua dikejutkan oleh suara Maharesi Vishwamitra. Suara yang dikeluarkan oleh Maharesi Vishwamitra dan ditujukan kepada Maharaja Harischandra walaupun tidak begitu keras tetapi semua mendengarnya bagaikan suara geledek di langit menggelegar keras. Jantung setiap orang berdebar-debar keras..., dan nafas terasa terhenti. Ada yang matanya terbelalak, ada pula yang menutup matanya sambil bibirnya melanjutkan penyebutan Nama Suci Tuhan Yang Maha Esa. Seketika itu pula mereka semua merasakan seluruh arah menjadi gelap gulita, bagaikan mendung gelap menutupi seluruh arah, menciptakan pemandangan yang gelap gulita. Bagi mereka…, kegelapan itu sebentar lagi akan menurunkan hujan…, yaaa…hujan deraian deras air mata seluruh penduduk…, hujan deras air mata kesedihan seluruh penduduk yang mencintai rajanya, Maharaja Harischandra.
Ketika Maharaja Harischandra mulai melangkahkan kaki untuk meninggakan istana, Maharesi Vishwamitra memanggilnya kembali. Tetapi..., ternyata Maharesi Vishwamitra memanggil Raja Harischandra bukanlah untuk mengenbalikan kerajaannya, melainkan Maharesi berkata keras dan setengah berteriak, ”Harischandra…, sejak kapan engkau menjadi Raja yang bodoh? Engkau telah sumbangkan seluruh kerajaan kepadaku. Tetapi, engkau masih berani membawa perhiasan kerajaanku di badanmu, di badan istrimu…, dan anakmu…??? Tanggalkanlah semua perhiasan itu sebelum kau meninggalkan istana…”
Maharaja Harischandra sepintas tampak terperangah, tetapi cepat menyadari keadaan, akhirnya sambil meminta maaf atas kealpaannya Raja Harischandra menanggalkan segala perhiasan yang melekap di badannya, termasuk perhiasan putra mahkota dan permaisuri. Sekarang…, raja termasyur Harischandra, siap meninggalkan kerajaan hanya dengan selembar pakaian sederhana menutupi tubuhnya. Mereka bertiga, terlebih lagi permaisuri raja, nampak tetap anggun, walaupun hanya berpakaian selembar kain saja. (12)