Belum selesai mereka berdoa, bersyukur sambil mengagung-agungkan Nama Suci Tuhan..., tiba-tiba semua dikejutkan oleh suara Maharesi Vishwamitra. Suara yang dikeluarkan oleh Maharesi Vishwamitra dan ditujukan kepada Maharaja Harischandra walaupun tidak begitu keras tetapi semua mendengarnya bagaikan suara geledek di langit menggelegar keras. Jantung setiap orang berdebar-debar keras..., dan nafas terasa terhenti. Ada yang matanya terbelalak, ada pula yang menutup matanya sambil bibirnya melanjutkan penyebutan Nama Suci Tuhan Yang Maha Esa. Seketika itu pula mereka semua merasakan seluruh arah menjadi gelap gulita, bagaikan mendung gelap menutupi seluruh arah, menciptakan pemandangan yang gelap gulita. Bagi mereka…, kegelapan itu sebentar lagi akan menurunkan hujan…, yaaa…hujan deraian deras air mata seluruh penduduk…, hujan deras air mata kesedihan seluruh penduduk yang mencintai rajanya, Maharaja Harischandra.
Ketika Maharaja Harischandra mulai melangkahkan kaki untuk meninggakan
istana, Maharesi Vishwamitra memanggilnya kembali. Tetapi..., ternyata
Maharesi Vishwamitra memanggil Raja Harischandra bukanlah untuk
mengenbalikan kerajaannya, melainkan Maharesi berkata keras dan setengah
berteriak, ”Harischandra…, sejak kapan engkau menjadi Raja yang bodoh?
Engkau telah sumbangkan seluruh kerajaan kepadaku. Tetapi, engkau masih
berani membawa perhiasan kerajaanku di badanmu, di badan istrimu…, dan
anakmu…??? Tanggalkanlah semua perhiasan itu sebelum kau meninggalkan
istana…”
Maharaja Harischandra sepintas tampak terperangah, tetapi cepat menyadari keadaan, akhirnya sambil meminta maaf atas kealpaannya Raja Harischandra menanggalkan segala perhiasan yang melekap di badannya, termasuk perhiasan putra mahkota dan permaisuri. Sekarang…, raja termasyur Harischandra, siap meninggalkan kerajaan hanya dengan selembar pakaian sederhana menutupi tubuhnya. Mereka bertiga, terlebih lagi permaisuri raja, nampak tetap anggun, walaupun hanya berpakaian selembar kain saja. (12)
Maharaja Harischandra sepintas tampak terperangah, tetapi cepat menyadari keadaan, akhirnya sambil meminta maaf atas kealpaannya Raja Harischandra menanggalkan segala perhiasan yang melekap di badannya, termasuk perhiasan putra mahkota dan permaisuri. Sekarang…, raja termasyur Harischandra, siap meninggalkan kerajaan hanya dengan selembar pakaian sederhana menutupi tubuhnya. Mereka bertiga, terlebih lagi permaisuri raja, nampak tetap anggun, walaupun hanya berpakaian selembar kain saja. (12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar