Minggu, 28 Juni 2015

Atom dalam Veda

Tulisan ini bersumber dari sebuah buku yang Penulis baca yaitu “Peta Jalan Veda” karya dari Sri Chandrasekharendra Sarasvati. Khususnya pada Bab 2 yaitu Suara dan Penciptaan.
Ilmu atomik dan teori Einstein telah mengungkapkan kesimpulan, bahwa pada tingkat atom, semua materi adalah sama – (konsep Advaita dari Vedanta). Apakah hubungan antara getaran dengan penciptaan. Hubungan dengan Getaran dan Penciptaan adalah getaran menciptakan suara. Suara menurut ilmu modern disebutkan sebagai getaran (vibrasi). Dalam aliran arus energi terdapat getaran dari frekuensi berbeda, sehingga menghasilkan suara. Penciptaan dunia pun dihasilkan dari nafas kehidupan Paramaatma. Nafas yang menghasilkan Getaran mantra Veda.
universemyblog-bimashakti-dot-blogspot-dot-com
Nafas, Biologis dan kesadaran mental
Nafas adalah kekuatan. Bernafas adalah dasar dari kesehatan dan perasaan manusia (mungkin makhluk hidup -pen). Secara biologis, saluran nafas melalui nadi menciptakan getaran yang mempengaruhi kesehatan makhluk hidup.
Pada seorang yogi (praktik yoga), ia dapat mengatur saluran pernafasan melalui pusat saraf. Dengan kondisi demikian, para yogi mampu menghentikan detak jantung dan detak nadi. Bahkan dapat dikubur dalam tanah tak bergerak. Racun dari gigitan ular/kalajengking tidak akan mempengarui mereka. Semua ini dimungkinkan karena mereka mampu disiplin dan kontrol getaran yang disebabkan oleh pernafasan normal.
Nafas –> Nadi –> Getaran –> Mantra/Suara –> Penciptaan
Secara kesadaran emosi juga demikian, bernafas perlu dilakukan untuk kesehatan pikiran dan mental. Secara urutan pikiran menimbulkan proses berpikir, dikatakan sama dengan Pernafasan menimbulkan daya kehidupan. Pola pernafasan berbeda pada setiap keadaan, waktu dan tempat dari setiap manusia (makhluk hidup).
Ketika pikiran bersatu dengan objek pemikiran, pernafasan berhenti sama sekali (mulanya lambat dengan teratur) dan benak juga berhenti berpikir tetapi hidup akan tetap berjalan dengan muncul kesadaran supra atau Jnana memenuhi seseorang. Sering kali orang lain juga dapat menyimpulkan kesadaran atau berpikir dapat dilakukan setelah menghirup udara dalam pernafasan. Jika tubuh kasar (jiwa) dan rasa kesadaran diciptakan oleh energi yang diciptakan dari pernafasan, .maka sebaliknya pun demikian ketika pernafasan berhenti.
Pertanyaannya (- pen) adalah apakah kondisi tersebut menimbulkan nafas atau sebaliknya ? Ini dikaitkan dengan Pikiran –> Proses berpikir, pernafasan –> daya hidup.
Paramatma dan Getaran bermanifestasi
Paramaatma adalah asal dari semua materi hidup atau mati atau yang dapat berkembang biak, berubah dan hilang. Paramaatma merupakan substansi alami yang mengakibatkan hal itu terjadi. Brahman bermanifestasikan diri sebagai berbagai objek dari eksistensi fenomenal. Yang dimaksud dengan eksistensi disini adalah semacam kekuatan prima (Primal Force) yang sama tapi tampak berbeda baik untuk objek yang hidup maupun yang mati. Maya (ilusi) berasal dari sebuah landasan (mayin) yang disebut juga Iswara. Maya dalam bentuk apapun bermanifestasi sebagai getaran dalam Para Brahman. Nah, ParaBrahman itu sendiri tidak berada dalam keadaan bervibrasi (bergetar) dan berada dalam keadaan diam. Namun, getaran ini termanifestasi menurut persepsi indria kita. Atau dapat dihimpun sebagai berikut (pen) :
ParaBrahman (tidak bergetar) –> [Brahman] Bergetaran —bermanifes—> [Brahman] Mayin, Isvara –> [Brahman] Maya, Ilusi….(pen)
Oleh indria kita, kita asumsikan Maya bergetar dalam Parabrahman. Kekuatan Primal Force ada di setiap Brahman, dan itu berasal dari ParaBrahman. Getaran ini bersifat beraturan. Getaran ini membentuk pola seperti pada sistem tata surya, penciptaan besar hingga penciptaan kecil. Terdapat pola perilaku yang teratur, suatu hukum yang teratur berjalan.
 Veda adalah Nafas dari Tuhan itu sendiri, lalu Ia hirup dari mana ?
Pola semesta / hukum tata kelola 
Paramaatma mendayagunakan kekuatan alam untuk penciptaan dan tata kelola dunia. Bekerjanya hukum tersebut sesuai dengan pola untuk kesejahteraan dunia. Tetapi kadang – kadang nampaknya Tuhan hanya melihat saja saat eksistensi (ciptaan) yang teratur menjadi sedikit terganggu. Karena itulah kita terkadang melihat kekuatan alam bekerja di luar kewajaran. Nah, apa yang paling tidak normal ? Itulah benak manusia. Lantas bagaimana agar benak manusia sesuai dengan kekuatan alam..? Logikanya, bila memang alam ciptaan berasal dari getaran (yang menghasilkan suara), maka dengan getaran dan suara tersebut dapat :
  • Mengkoreksi kekuatan alam yang keluar jalur dan
  • Membersihkan benak pikiran manusia.
Veda hanya getaran (suara) yang demikian. Pada manusia, getaran dan suara tersebut dapat dikatakan berasal dari pernafasan. Kendali pernafasan banyak dilakukan melalui salah satunya yoga. Yoga dalam hal ini menjalin dengan Pernafasan Kosmik (ParaBrahman, Brahman, Isvara, Maya).  Selain itu keuntungan dari pengaturan pernapasan secara singkat telah dijelaskan diatas. Pandangan ini sudah diterima banyak pihak.

Yoga – Kosmis, ilmu dan tapa
Ilmu apat membantu ajaran (agama dan keyakinan) agar mempunyai dampak bagi masyarakat. Kemampuan dari pesawat penerima raio yang tanpa sensasi dapat diperoleh dengan baik oleh makhluk yang merasakan sensasi. Untuk mencapai puncak dari kemampuan yoga, Para Rsi melakukan tapa. Tapa bertujuan untuk memfokuskan benak dan pikiran secara konstan pada sebuah tujuan. Meninggalkan kenyamanan, tidak peduli kebutuhan biologis. Yang perlu disadari dalam tapa adalah :
Bahwa saya menjalani semua upaya ini dengan susah payah, karena itu saya pasti mencapai kebenaran.
Hal lain yang diharuskan dalam kesaradan adalah rendah hati yang menjadi landasan dan tanpa mengabaikan semua upaya manusia dalam mendapat berkah. Dalam pernapasan kosmik yang menghasilkan getaran kosmik menuju manusia (Para Rsi) melalui gelombang elektromagnetik, dirubah menjadi suara dan akhirnya sampai dan dapat didengar oleh mereka. Inilah yang memberi Mantra Veda ke dunia. Sruti artinya sesuatu yang didengar. Itu disebut sebagai Veda Sruti. Namun pada penciptaan kosmik disebut Veda saja. Berikut ilustrasi singkat untuk perjalanan Veda melalui getaran/suara baik di kosmik maupun manusia (makhluk) :
[Kosmik] Nafas (Veda) –> [Kosmik] Pernapasan –> [Kosmik] Getaran (Mantra Veda) –> [Kosmik, Brahma] Nafas, Getaran, Veda –> melalui gelombang elektromagnetik –> [Personal] dapat didengar makhluk –> [Personal] Veda Sruti.

Rsi mendengar mantra
Para Rsi menyerap mantra – mantra di dalam diri mereka saat berada dalam keadaan Dhyaana (meditasi) yang dalam. Pada tingkat kesadaran tertinggi mereka, mungkin mata para Rsi tidak melihat dan telinga mereka tidak mendengar dalam arti fisik. Namun, jauh di dalam diri mereka suara – suara mantra Veda dapat mereka rasakan dan berdampak jelas. Para Rsi tidak melihat dan juga tidak mendengar secara biasa mantra – mantra Veda tersebut. Bahkan saat itu huruf Brahmi dan Devanagari (turunan Brahmi) belum ada. Para Rsi melihat dan mendengar melalui tapa dan pengalaman spiritual mereka.
Arjuna saat di tengah kurusetra bersama Krshna, ia ingin melihat bentuk kosmik dari Sri Krshna.
Kau tidak dapat melihat rupaKu yang sebenarnya dengan mata manusiamu. Karena itu Aku akan memberimu mata kedewaan
Sebagaimana Arjuna diberi mata kedewaan, para Rsi juga mengembangkan telinga dewa yang mampu mendengar mantra yang selalu ada di ruang bebas.

Perjalanan Veda Sruti
Sruti berasal dari Sanskrit yaitu Srotra yang artinya sesuatu yang dapat didengar. Veda diturunkan dari generasi ke generasi tanpa media tertulis. Cara yang dipakai adalah cara belajar kuno lewat telinga dalam tradisi Guru – murid (sisya). Maka, banyak yang menyebutkan bahwa Sruti hanya didasarkan dengan hal – hal tersebut (via getaran ke telinga). Dan muncul pertanyaan, mengapa Veda tidak dibuat tertulis ? Salah satu alasannya adalah banyak suara yang ditimbulkan dari getaran tidak dapat dituliskan dan bermasalah dengan fonetik penulisan yang tepat.
Sebab tidak semua hal dapat ditunjukkan dengan tulisan, dan memang banyak hal hanya bisa disampaikan dengan suara (- pen)
Suara Veda juga beberapa hanya bisa disampaikan dengan ritme tertentu dengan diatur oleh getaran. Hal tersebut juga terkait dengan akses, intonasi dan lafal yang tepat. Respon emosional dan kekuatan kosmik yang mengatur keteraturan alam akan berubah bila intonasi/ritme juga ikut berubah. Seperti halnya pesawat radio analog, sedikit saja tuner diputar maka akan mendapat FM/AM yang berbeda dengan kualitas suara yang berbeda pula. Dalam cerita – cerita Puraana sering disebutkan dengan maksud ber-mantra dengan hasil yang didapat berbeda, itu karena pelafalan, penyebutan mantra yang berbeda pula (keliru). Hal yang menjadi konsen bagi individu adalah mencari seorang Guru yang tepat.
Alasan lain mengapa Veda yang sampai ke bumi disebut Sruti adalah memang suara – suara yang berasal dari getaran yang dihasilkan dari Brahma tidak dapat didengar oleh makhluk biasa, dan itu hanya diterima oleh Rsi. Dan berlanjut terus sampai kepada muridnya sesuai dengan kemampuan sebagaimana mereka dengar. Sang murid pun mendengar tidak dengan cara biasa, tapi melalui Tapa.

Kesimpulan lainnya menunjukkan bahwa Veda tidak hasil karangan seseorang termasuk Para Rsi sekalipun. Paramaatma pun tidak menuliskan Veda.

 sumber:
 https://pamujiku.wordpress.com/2014/07/10/getaran-dan-penciptaan-veda/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar