Jumat, 17 Juli 2015

Tuhan di langit ke7

Voice Of Merta Mupu
Idealisme Menumbuhkan Militansi - Membangun pemikiran tanpa kenal batas.
Debat Islam-Hindu: Tuhan Hindu Binatang?
Di sebuah group saya menemukan thread seorang muslim (inisial OG) yang menyatakan bahwa Tuhan umat Hindu itu para binatang. Dia menyatakan Tuhan umat Hindu itu Gajah (mungkin maksudnya Ganesha), Badak/babi hutan (Avatara Visnu), Singa (Singa Murti, Avatara Visnu), Hanoman. Dan lain sebagainya. Dilengkapi dengan gambar hewan-hewan.
Sebagai umat Hindu, tentu saya tertarik untuk menanggapi. Secara logika, apa yang dia katakan benar adanya, akan tetapi akan menyimpang jika dipahami bahwa umat Hindu memuja hewan. Supaya diskusi terarah, saya inbox orang bersangkutan dengan kata-kata yang pedas agar emosinya tergunjang.
“Tuhannya Ongen kan gak mahakuasa, sedangkan Tuhan Hindu itu mahakuasa dan ada dimana-mana, sehingga beliau pun bisa berwujud monyet, babi, gajah, dll. Jangan-jangan Tuhannya Ongen juga gak ada di tahi.. jujur saja deh kalau Tuhan Ongen itu tak ada dimana-mana, adanya hanya duduk di langit ke tujuh” bahasa yang kurang enak pun saya tulis dengan jor-joran.
Dia pun menjawab, “Mau ajaa direndahin sama binatang... Parahnya lagi mau direndahin dari batu(patung)...
Ndu otaknya kemana??? Qiqi”
“Tuhan itu ada dimana-mana, Tuhan tak bisa direndahkan, dia ada dalam binatang itu, dia ada dalam batu itu. Apakah Tuhanmu tidak ada di batu?”
[Lihat Bhagavad Gita 8.22: “Sri Bhagawan bersabda: yang lebih agung daripada semua kepribadian lainnya, dapat dicapai oleh bhakti yang murni. Walaupun Beliau berada di tempat tinggal-Nya, Beliau berada di mana-mana, dan segala sesuatu berada di dalam Diri-Nya”. Bhagavad Gita 9.5: “Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk-Ku yang tidak terwujud…”]
“Tuhan dalam batu? Bruakaakak kagak adaa kerjaan apaa tuhan loh??? Yang adaa dalam patung2 ituu tidak lain dan tidak bukan adalah iblis/setan... Jadi yang disembah hindu adalah iblis/setan... Dewa tuh hanya dongeng/mitos... Tinggalkanlah kebiasaan primitif nenek moyang india.”
“Dalam ajaran Hindu, Tuhan ada dimana-mana, wyapi-wiapaka nirwikara. Iblis tempatnya tidak dalam batu, pohon atau lainnya, iblis tempatnya di alam bawah atau alam patala, sederhananya alam neraka.
Apa hak anda untuk meminta meninggalkan tradisi kami? ajaran yang anda anut itu, levelnya jauh dibawah Hindu.”
“Patung salah satu tempat bersemayam para iblis/setan”
“Hahaha.. itu kan menurut ajaran agama anda, dimana Tuhan takut kepada iblis.”
“Hindu menyembah patung (iblis/¬setan)... Anehnya diberi sesajen(makan)... Apaa dewa hindu lumpuh,bisu,buta,tuli sehingga harus diberi sesajen(makanan)... Kan dia yang ciptain dunia inii tpi kok kagak bza makan sendiri... Cuma hindu ajaa yang goblok kagak pake mikir... Alias tolol permanent... Bruakaakaak”
“Para bijak mengatakan bahwa pikiran manusia itu terbatas sedangkan Tuhan itu tak terbatas. untuk memahami yang tak terbatas, maka Tuhan dibatas-batasi. Misalnya diberi nama, diwujudkan dalam patung, diwujudkan dalam bentuk huruf. Dan hal itu veda membenarkan, dan ada aturannya untuk membatas-batasi Tuhan untuk memahami yang tak terbatas.
Kenapa Tuhan diberi persembahan? pada dasarnya, yang diberi persembahan adalah para dewa, leluhur, para bhuta. Dan hal ini dibenarkan Veda. Karena dengan bekerja sama dengan para dewa yang diberikan Tugas untuk menjaga kemakmuran oleh Tuhan, maka manusia wajib mempersembahkan pada para dewa. Dikatakan, apabila manusia hanya mengambil apa yang telah diberikan oleh-Nya, tanpa mempersembahkan sebagian kecil dari apa yang dinikmatinya (dimakan) maka manusia dianggap pencuri. Karena pada hakekat-Nya semua yang ada di dunia ini milik beliau.
Saya akan beri analogi: kita hidup di sebuah negara, yang pada hakekatnya tempat kita adalah milik negara, oleh karena itu, setiap warga negara wajib membayar pajak kepada negara.
Intinya ya gan.. Semua sudah ada dalam diri beliau, akan tetapi manusia tidak boleh seenaknya hanya jadi pemakai, karena dewa-dewa yang bekerja untuk menjaga alam semesta ini, menjaga bhumi ini, sehingga para dewa pun layak mendapatkan persembahan dari manusia.”
“Tuhan maha pemberi bukan maha peminta sesajen... Gunakan akal bray... Jangan kyak binatang nafsu doank... Qiqiqi”
“Betul Tuhan maha pemberi, akan tetapi ada para dewa yang diberi tugas untuk memelihara dunia, dan para dewa berhak atas persembahan dari manusia.
Justru karena saya menggunakan akal, saya memahami kenapa manusia wajib mempersembahkan Yajna kepada-Nya.
Saya akan kutipkan saja dari kitab suci Hindu:
Bhagavad-gita 3.10-16: Pada awal ciptaan, penguasa semua mahluk mengirim generasi-generasi manusia dan dewa, beserta korban- korban suci untuk visnu, dan memberkahi mereka dengan bersabda; Berbahagialah engkau dengan yadna (korban suci) ini sebab pelaksanaannya akan menganugerahkan segala sesuatu yang dapat diinginkan untuk hidup secara bahagia dan mencapai pembebasan. Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerja sama antara manusia dengan para dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua. Para dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para dewa dipuaskan dengan pelaksanaan yajna (korban suci), mereka akan menyediakan segala kebutuhan untukmu.Tetapi orang yang menikmati berkat-berkat itu tanpa mempersembahkannya kepada para dewa sebagai balasan pasti adalah pencuri. Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa karena mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dahulu untuk korban suci. Orang lain, yang menyiapkan makanan untuk kenikmatan indria-indria pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja. Semua badan yang bernyawa hidup dengan cara makan biji-bijian, yang dihasilkan dari hujan. Hujan dihasilkan oleh pelaksanaan yajna (korban suci) dan yajna dilahirkan dari tugas kewajiban yang sudah ditetapkan. Kegiatan yang teratur dianjurkan di dalam veda dan veda diwujudkan secara langsung dari kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, yang melampaui hal-hal duniawi dan berada di mana-mana untuk selamanya dalam perbuatan korban suci. Arjuna yang baik hati, orang yang tidak mengikuti sistem korban suci tersebut yang ditetapkan dalam veda pasti hidup dengan cara yang penuh dosa. Sia-sialah kehidupan orang seperti itu yang hanya hidup untuk memuaskan indria-indria.”
“Apaa dewa punya nafsu makan jugaa ?? Wah hindu betul2 pe'a... Ajaran sableng... Bruakaakaak”
“Para dewa juga membutuhkan energi dari alam semesta. Tidak makan seperti manusia. Perlu juga ditegaskan, yang dikmaksud para dewa disini adalah yang bukan Tri Murti (Brahma, Wisnu, Iswara), tetapi dewa lainnya, misalnya Dewa Bayu, Dewa Agni, Dewa Baruna, Dewi Pertivi, dll.”
“Jiah dewa butuh energi... Bruakaak kayak angkot ajaa butuh bensin... Berarti dewa punya nafsu jugaa yaa??? Dasar agama dongeng... Bruakaak”
Anda tidak akan paham tentang energi itu, mungkin anda kira juga bahwa para dewa membutuhkan energi setiap hari seperti manusia. untuk para dewa itu 5 tahun [panca wali krama] dan 100 tahun sekali [eka dasa rudra]. Penjabaran kitab anda tentang Tuhan, Malaikat, dan roh, hanya kulit luarnya, gan. bahkan ilmu tentang roh saja dirahasiakan. dalam ajaran hindu lengkap, dari yang sederhana hingga yang paling rahasia.”
“Jiah tuh ajaran dongeng... Manaa adaa malaikat makan makanan manusia??? Asal loh tauu bedanya manusia dan malaikat adalah... Nafsu...
>Malaikat diciptaan tidakk memiliki nafsu tugasnya melaksanakan perintah Tuhan, makanya malakat tidak butuh makan krna mmg tidak punya nafsu.. Àpalagi nafsu sex.. Kagak seperti dewa siwa yang galau samaa wanita... Qiqiqiqiqiqiqqi
>Hewan diciptakan kebalikan dari malaikat, cuma memiliki nafsu makanya hewan kerjanya cuma makan & sex
> manusia diciptakan memiliki keduanya yaitu nafsu dan akal... Jadi jelas kan??? Udh buang ajaa tuh komik dongeng weda loh yang isinya cuma dongeng... Hya membuatmu semakin tolol dan primitif.”
“selama anda berorientasi pada kitab yang bernafaskan hukum, selama itu pula anda tidak akan mampu memahami ajaran yang mengandung filsafat tentang hakekat yang maha rahasia, karena ajaran agama anda kebanyakan urusan duniawi.
beda dengan ajaran hindu yang lebih menonjolkan spiritual, sehingga tidak bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat awam.
soal kisah mahadewa saja anda tak mampu memahami, apalagi hal-hal filosofi yang lebih tinggi.
saya yakin, bahwa kisah mahadewa anda tafsirkan tentang percintaan seperti percintaan manusia pada umumnya. padahal kisah mahadewa berkisah tentang hubungan manusia dengan Tuhan. untuk memahami kisah mahadewa, seseorang hendaknya mencari kebenaran apa yang tersirat dalam sebuah permainan rohani Tuhan di bhumi, bukan hanya mencari apa yang tersurat.
Oya, dalam ajaran agama anda, banyak loh hal-hal yang lucu, hanya saja saya ogah menelanjangi ajaran agama orang.”
“Menelanjangi??? Jiah... Hindu mah biar kagak ditelanjangi udh jelas agama primitif... Bahkan tidak layak masuk kategori agaam... Lebih cocok disebut budaya primitif india... Atau budaya yang bersumber dari cerita dongeng ramayana... Bruakaakaak”
“Daripada agama barbar tetapi membawa peperangan sepanjang sejarah, lebih baik agama primitif membawa kedamaian. kalau islam diterapkan secara konsisten, maka akan terjadi peperangan dimana-mana, misalnya seperti perintah allah: bunuhlah kaum kafir dimana pun mereka berada. halal darahnya bagimu, dan kau akan mati syahid, mendapat pahala seks dengan 72 bidadari. hanya saja, karena di indonesia orang muslim masih kuat dipengaruhi ajaran leluhur, dalam hal ini ajaran hindu budha, maka orang muslim di indonesia tidak sadis, keji, bernafsu membunuh kafir. belakangan, islam mulai dimurnikan, sehingga bermunculanlah muslim asli yang ingin mengislamkan semua orang, tapi sayang karena ajaran islam masih dangkal spiritual, sehingga banyak orang yang tidak mau menganut agama islam, bahkan penganut islam di indonesia kian merosot, apalagi penganut islam ekstream identik dengan terorist. banyak teroris di indonesia, tidak lain karena memudarnya pengaruh ajaran leluhur (hindu).”
“Dewa main panah2an dilangit pake kereta kuda... Bruakaakaakakakak Hindu punya dewa matahari = doraemon punya dewa matahari = DONGENG!!!”
“perlu untuk dipahami bahwa kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab hindu, tidak penting itu mitos atau sejarah, yang terpenting apakah kisah itu bernilai kebenaran atau tidak, menuntun ataukah menyesatkan. hindu memiliki kitab cerita yang sangat tebal, seperti kitab2 purana [berkisah tentang hubungan manusia dengan Tuhan] dan kitab itihasa yaitu ramayana dan mahabharata [berkisah tentang hubungan manusia dengan manusia, dan lingkungan].
seperti yang kita ketahui, kisah ramayana dan mahabharata masih digandrungi orang-orang indonesia dari jaman dahulu kala hingga jaman post modern seperti saat ini, kenapa begitu? karena kisah itu bukan sekedar cerita, banyak nilai kehidupan yang disampaikan, sehingga orang2 selalu haus ingin menikmati kisah abadi ramayana dan mahabharata, apalagi jika mereka membaca kitab ramayana dan mahabharata, kedua kitab ini bisa dikatakan lebih agung daripada hadist riwayat. dalam agama islam, ada loh kisah nabi muhamad membelah bulan, menurut ilmuan bulan tak pernah terbelah, MITOS.”
“Dewa kok kerjanya mencuri mentega... Dewa ajaa maling àpalagi pengikutnya... Dewanya kok jelek kayak monyet àpalagi pengukutnya... dewa kok binatang àpalagi pengikutnya lebih binatang lagi... Bruakaakaak”
“penilaian anda tentang kisah-kisah itu hanya kulit luarnya saja alias apa yang tersurat, padahal yang harus dikupas dibalik cerita adalah apa yang tersirat. kisah-kisah dalam agama hindu mengandung makna filosofi yang sangat mendalam.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar